Sabtu, 02 Juni 2012

Gelisah itu buruk? eits tergantung bagaimana anda menyikapinya (*manusia dan kegelisahan)


Dari judulnya mungkin agak aneh bila kita membacanya ya hehe, namun apabila kita mencerna lebih jauh dari judul diatas yaitu Gelisah itu buruk? eits tergantung bagaimana anda menyikapinya, itu menyimpan arti dan pelajaran yang sangat berguna bagi kita dalam menjalani kehidupan sehari - hari. Kali ini saya akan mengambil contoh seorang anak muda yang beranjak terkenal semenjak saya kelas tiga SMA yaitu Raditya Dika. Setiap anak muda di jakarta saya rasa tau siapa pemuda ini. Raditya Dika adalah seorang novelis hebat, artis, komedian dan blogger hebat. Sekarang dia semakin terkenal dengan menjadi comics di acara stand up comedy.


Cerita yang akan saya bagikan ini berasal dari acara talk show yang berjudul "kreatif menulis, rekeji tak akan habis" pada acara ini Raditya Dika menjadi seorang presetator dalam mengajarkan bagaimana menulis, dan ia menceritakan tentang beberapa kegelisahanya dalam menjalani hidup yang kemudian ia tuangkan kedalam bentuk tulisan yang bernada humor.

Secara umum sumber komedi dibagi menjadi dua, yakni : observatif dan situasional. observatif merupakan lelucon yang didapat dari pengamatan kita dari berbagai sudut pandang dan dicari sudut - sudut mana yang dianggap lucu dan layak dijadikan lelucon. Komedi situasional, berangkat dari kejadian - kejadian dan ditangkap apa yang lucu. setelah mendapat sumber bahan, lalu diolah menjadi bahan humor.

Radit mengungkapkan, buku kambing jantan hingga manusia setengah salmon, berangkat dari kegelisahan dia. kegelisahan yang disulap lewat tulisan dan disarikan lewat kejenakaan, sehingga bukan kesedihan yang ada tetapi sebuah kelucuan. memang acapkali terlihat konyol, bodoh, tetapi disitulah esensi mencari benih - benih humor yang nantinya bisa dipanen. radit mencontohkan bagaimana kegelisahan dia mengenai film - film horor di indonesia, yang nantinya bisa dijadikan bahan leluconnya. contohnya "3 pocong idiot" sudah di pocong, idiot lagi suruh sekolah napa?"



Sekarang kita dapat melihat bagaimana Raditya Dika memandang kegelisahan nya tentang film - film hantu yang berkeliaran di bioskop - bioskop indonesia yang terkadang berbau ponografi dan tidak mendidik yang dikhawatirkan akan mengganggu pemikiran - pemikiran dari generasi penerus bangsa. Kegelisahannya tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan - tulisan blog, buku novel, dll sehingga dengan kegelisahannya tersebut ia dapat meraup untung / penghasilan yang tinggi sekaligus membantu orang - orang disekitarnya untuk tertawa, yang tentunya membuat orang tertawa atau senang pastinya menimbulkan pahala kan? hehe. itu cerita saya dan pandangan saya terhadap kegelisahan, sekarang tergantung anda menyikapinya :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;